kata/aksi hanya permainan..




Hidup dan kehidupan masih saja memberikan kesempatan kepada siapa saja yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih/mendapatkan kehidupan seperti apa yang ia inginkan. Satu kata bijak untuk membuktikan kalimat di atas ialah“lunaklah pada diri anda maka kehidupan akan keras kepada anda dan keraslah kepada diri anda maka kehidupan akan melunak kepada anda“ artinya kehidupan akan memberikan segala yang kita inginkan ketika disiplin menjadi pilihan kita untuk hidup menjalani hidup.
Ketika hidup dan kehidupan dipahami sebagai sesuatu yang fana yang sementara....karena sifatnya yang duniawi
Kalau hidup begitu singkat...ditandai dengan kematian yaitu berpisahnya Roh yang menghidupkan dengan jasad yang dihidupkan.....
Dan jika maksud penciptaan hanya untuk pengabdian kepada sang pencipta.... yang termaktub dalam kitab suciNYA....
Kenapa harus ada rekayasa dan sabotase dariNYA untuk melanggar perintahNYA dan melakukan laranganNYA dengan menciptakan mahkluk yang menjadi musuh terjauh dan kekaligus kawan terdekat manusia “iblis”. apakah ini yang disebut dengan ujianNYA atau dia hanya ingin memperlihatkan kebesaranNYA di depan kelemahan kemanusiaan pada diri setiap insan???
Kenapa harus ada kesalahan yang ditanggung jawabkan di hari pengahakiman??? Kalau rekaya itu hanyalah sebuah takdir yang telah ditetapkan dan telah menjadi ketetapanNYA????
Kenapa ada kewajiban untuk untuk melaksanakan tanggung jawab itu?? Kalau kewajiban adalah sebuah pilihan..implikasi dari Free Will proses akal manusia yang menginginkan kebebasan dalam segala hal termasuk berbuat dosa kepadaNYA versi Alim Ulama.
Gugatan di atas adalah sebuah prolog pencarian identitas dan kebenaran yang sudah terlalu banyak direduksi oleh para pewaris nabi yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Khalifatu fil Ardh secara sepihak.
Masih dalam ruang kamar yang pengap, sepengap ruang jiwaku...yang sudah mulai terbiasa dengan gelap gempitanya Dunia malam…..
Masih dalam kesendirian dalam arti keterpasungan jiwa terhadap raga yang tidak kuat lagi menahan godaan fisik materialku dan saya tidak punya strategi jitu meninggalkan nafsu syahwat kecuali mengikutinya dan sedikitpun tidak meminta nasihat/fatwa-fatwa ulama karena sepahamku sesama pemilik nafsu syahwat tidak etis saling menasehati. Tetapi yang sangat menyakitkan adalah kejiwaan ini datang dengan melahirkan anak-anak domba absurditas yang luar biasa hebatnya sampai menimbulkan stres luar biasa yang melemahkan pikiran dan ingatan.
Satu pertanyaan??? ™
Kalau segala sesuatunya terlalu singkat kenapa segala sesuatunya terlalu complicated untuk di pahami dan dijalani? kenapa kita tidak melihatnya dalam bingkai aksi yang lebih praktis dan mungkin sedikit pragmatis tanpa melupakan muatan nilai-nilai yang masih kita anggap aturan hidup, bukan sebaliknya melihatnya dalam bingkai yang penuh muatan nilai-nilai untuk sebuah aksi gerakan???
Tanpa suara dan tindakan aksi mungkin dapat mengambarkan segalanya sebagai ketidak mampuan diri atau mungkin keputus asaan dalam pencarian identitas..., kelemahan nalar memahaminya dengan rasionalitas.. tapi mungkinkah dengan aksi yang luar biasa nekat dan berani, semua jawaban akan muncul kepermukaan dan kitapun berani mengakuinya sebagai sebuah realitas yang sangat menyakitkan...berapa banyak kata bijak yang kita dengar bahwa yang hebat adalah kekuatan tindakan bukan kekuatan kata tanpa menafikan kekuatan kata yang bisa membunuh sang pemilik kata dan objek tempat kata berlabuh yang keluar diluar kontrol pikiran atau akal tapi mungkinkah keberanian itu ada tanpa adanya kesadaran intelektual yang menjadi landasannya????
Keberanian aha....kunci sebuah keagungan seorang yang agung......
Keberanian untuk bertindak....keberanian untuk berkata.....dan kitapun tahu bahwa keduanya dalam satu bingkai keAgungan keberanian untuk tidak takut akan hal-hal yang dianggap menakutkan karena bisa membahayakan jiwa dan raga Kemampuan intelektual membahasakan secara verbal tentang keberanian yang kita miliki, akhirnya kita mafhum resiko dari sebuah gerakan akan menimbulkan percikan-percikan yang mempunyai variasi bentuk bisa dalam bentuk api yang membakar tubuh hingga membumi hanguskan dan bisa saja menjadi air yang bisa menenggelamkan sampai mati membusuk...tapi itulah arti sebuah resiko....untuk keagungan dengan pijakan aksi dan kata...
Arti hidup hanyalah persoalan resiko...semakin banyak resiko semakin berarti sesuatu itu
Hidup mungkin terlalu singkat untuk dipakai bersedih...dan sebaliknya terlalu pendek untuk banyak tertawa...karena hidup adalah masalah sikap..ya..sikap....tawa dan tangis hanya dinamika atau mungkin romantika tergantung bagaimana kita menyikapinya...
Kegagalan dan kesuksesan hanya akan berujung pada satu titik yang sama yaitu Hasil ikhtiar yang mungkin kita senangi dan kita tidak senangi tetapi mungkin akan memberikan makna dan arti sebuah kehidupan. Kaya dan miskin hanyalah romantika sunnatullah dan siklus, dimana posisi ditentukan oleh subjek bukan kekuatan diluar subjek... sikaplah yang melihatnya sebagai sebuah ketimpangan sosial atau sebuah dinamika....ketika perbedaan dipahami sebagai suatu ketimpangan maka yang terjadi kemudian adalah kecemburuan yang melahirkan peperangan fisik dan urat saraf antar sesama manusia...tetapi ketika sikap melihatnya dari sudut cinta sebagai sebuah dinamika akan melahirkan kehidupan yang sangat dinamis dan tentu saja kondusif...untuk dikatakan sebagai masyarakat sosial dan mempunyai tempat yang diistilahkan dengan dunia yang akan layak dihuni sebagai makhluk yang berperadab dan mempunyai peradaban.
Yang tersisa untuk memberi makna akan eksisistensi adalah sebuah harapan yang kuberitakan kepada malam-malam panjang dalam setiap Doa-doaku. Doa yang kadang sengaja kulupakan karena langitNYA berlapis tujuh yang tidak mungkin bisa sampai dengan izinNYA untuk didapatkan dengan jalan selalu mengingatNYA, tapi ketika keyakinanku menyapa, kubangun mimpi dan Angan untuk masa depan yang lebih baik,masa tua dengan akhir yang bahagia atau biasa diistilahkan dalam dunia film dengan hapi ending.....dengan semua modal yang kumiliki, positif menyikapi segala perbedaan,menerima segala keadaan yang tanpa ratapan, karena ratapan indikasi ketidak mampuan dan itu tidak terdapat dalam kamus panning-planning harapanku dan doa-doa melalui ayat-ayat cinta yang kupanjatkan dalam setiap munajat-munajat malamku, kugoda dunia untuk menyambutku dengan senyuman, kupaksa sejarah mencatatku sebagai bagian dari keagungan penciptaanNYA, dan akupun tersungkup pasrah dalam pelukan dan senyumanNYA sebagai sang kekasih. Amien...

1 komentar: